Pertandingan AC Milan kontra Pisa di San Siro berlangsung menegangkan sejak menit awal. Rossoneri membuka keunggulan lebih dulu lewat gol indah Rafael Leao pada menit ketujuh, yang membuat para pendukung tuan rumah bersorak gembira. Babak pertama berjalan dengan dominasi penuh dari Milan, baik dalam penguasaan bola maupun peluang. FOOTBALL STAT, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.

Namun, selepas jeda, situasi berubah drastis. Pisa tampil lebih berani dan memanfaatkan celah di pertahanan Milan yang mulai longgar. Kesalahan kecil berujung fatal ketika Juan Cuadrado mencetak gol lewat titik penalti, sebelum M’Bala Nzola membuat Pisa berbalik unggul 2-1.
Tekanan besar sempat membuat Milan kehilangan arah permainan. Paulo Fonseca terlihat frustrasi di pinggir lapangan, menyaksikan timnya gagal mempertahankan ritme dan intensitas yang sudah dibangun di babak pertama.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Gol Athekame Jadi Penyelamat di Menit Akhir
Ketika kekalahan tampak di depan mata, Zachary Athekame muncul sebagai penyelamat Milan. Pemain muda asal Swiss itu mencetak gol penyama kedudukan di menit 90+3, memanfaatkan bola muntah hasil kemelut di depan gawang Pisa. Gol tersebut disambut sorak suporter, menghindarkan Milan dari kekalahan memalukan di kandang sendiri.
Bagi Athekame, gol itu menjadi catatan penting dalam karier mudanya. Mencetak gol pertama di San Siro tentu momen spesial yang tidak semua pemain bisa rasakan. Namun, kebahagiaan itu terasa setengah hati karena Milan gagal meraih tiga poin penuh.
Tambahan satu poin membuat Milan tetap di puncak klasemen Serie A. Namun, Fonseca dan timnya sadar betul bahwa hasil imbang ini bukanlah sesuatu yang bisa dirayakan dengan bangga, terutama setelah memimpin lebih dulu di awal laga.
Baca Juga: Djordje Mihailovic Resmi Bergabung dengan Toronto FC dalam Transfer Besar
Athekame Tak Terpancing Euforia

Meski menjadi pahlawan di menit akhir, Athekame tampil tenang dan rendah hati usai laga. Dalam wawancara dengan Milan News, ia mengatakan bahwa golnya bukan hal luar biasa. “Saya hanya menembak dan mencetak gol,” ujarnya singkat. Ketika ditanya tentang perasaannya, ia menambahkan, “Saya senang, tapi tidak terlalu senang karena kami tidak menang.”
Sikapnya menunjukkan kematangan emosional yang jarang dimiliki pemain seusianya. Ia tahu bahwa performa tim jauh lebih penting daripada pencapaian pribadi. Di usia 20 tahun, Athekame sudah memperlihatkan karakter profesional sejati.
Para fans mungkin mengharapkan ekspresi lebih bahagia darinya, namun justru ketenangannya menjadi sinyal positif bagi masa depan Milan. Pemain muda seperti Athekame jelas menjadi aset penting dalam membangun mental juara di ruang ganti.
Fonseca dan Pekerjaan Rumah Besar Milan
Pelatih Paulo Fonseca tentu memiliki banyak hal untuk diperbaiki setelah laga ini. Milan masih kesulitan menjaga tempo permainan selama 90 menit penuh, terutama dalam menghadapi tekanan tim yang bermain tanpa beban seperti Pisa.
Fonseca menilai para pemainnya harus lebih fokus dan disiplin dalam bertahan. Ia juga menyoroti transisi cepat yang sering kali membuat Milan kehilangan kendali permainan di babak kedua. Kekurangan itu harus segera dibenahi jika Milan ingin mempertahankan posisi puncak klasemen.
Meski hasil imbang ini terasa pahit, ada satu pelajaran berharga: karakter muda seperti Zachary Athekame menunjukkan bahwa semangat dan determinasi masih hidup di San Siro. Kini, tugas Fonseca adalah memastikan api itu terus menyala—bukan hanya untuk mencetak gol penyelamat, tapi juga untuk membawa Milan kembali dominan di Serie A. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik football-stat.com.
