Kemenangan Manchester United atas Liverpool di Anfield memang luar biasa. Skor 2-1 melawan sang juara bertahan membuat banyak pendukung memuji kerja keras pasukan Ruben Amorim. Dibawah ini Anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik yang telah dirangkum oleh FOOTBALL STAT.

Namun, sang pelatih asal Portugal tetap memilih untuk tidak larut dalam euforia kemenangan besar tersebut. Amorim sadar bahwa tantangan utama bukan sekadar menaklukkan tim besar, tetapi menjaga performa agar tidak anjlok di laga-laga berikutnya. Ia menyebut kemenangan di Anfield hanya bernilai tiga poin, bukan jaminan perubahan besar. “Hari ini penting, tapi besok tidak berarti banyak,” ucapnya bijak.
Bagi Amorim, kemenangan seperti ini justru bisa menjadi jebakan. Manchester United kerap tampil luar biasa saat disorot, namun kehilangan fokus begitu tekanan mereda. Euforia yang tak dikelola dengan baik bisa berubah menjadi bumerang.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Rekor Bagus, Tapi Konsistensi Masih Rapuh
Sejak kedatangannya, Ruben Amorim membawa semangat baru ke Old Trafford. Ia memperbaiki gaya bermain dan meningkatkan kepercayaan diri pemain. Namun, masalah klasik tetap menghantui inkonsistensi performa dari satu laga ke laga berikutnya.
Kemenangan atas Liverpool bahkan menjadi kemenangan beruntun pertama United di Premier League dalam 43 pertandingan terakhir. Sebuah pencapaian yang menunjukkan betapa sulitnya tim ini menjaga stabilitas. Amorim pun menegaskan bahwa target berikutnya bukan kemenangan besar, melainkan tiga kemenangan beruntun.
Meski hasil positif ini memberi angin segar, para pemain United belum bisa berpuas diri. Sejarah menunjukkan bahwa setelah setiap kemenangan besar, mereka sering gagal mempertahankan momentum dan kembali terpuruk.
Baca Juga: Bintang Meksiko Gilberto Mora Menarik Perhatian Barcelona dan Real Madrid
Pola Lama: Gagah Lawan Besar, Loyo Lawan Kecil

Pola yang menghantui Manchester United seolah terus berulang. Mereka bisa tampil luar biasa melawan klub besar seperti Liverpool, Arsenal, atau City, tetapi tersandung saat menghadapi tim papan bawah.
Musim lalu menjadi bukti nyata. Setelah menang dramatis atas Manchester City, United justru kalah dalam empat laga berikutnya. Hal serupa terjadi di Liga Europa ketika mereka mengalahkan Real Sociedad, lalu tumbang dari Nottingham Forest dan West Ham.
Musim ini pun gejala serupa kembali muncul. Setelah tampil apik kontra Chelsea dan Arsenal, mereka gagal menang atas Fulham dan bahkan Grimsby Town. Inkonsistensi ini menunjukkan bahwa masalah utama United bukan kualitas, melainkan kestabilan mental dan fokus.
Ujian Sebenarnya Ada di Depan, Bukan di Anfield
Bagi Ruben Amorim, laga melawan Liverpool bukanlah akhir, melainkan awal dari ujian sesungguhnya. Pertandingan berikutnya kontra Brighton akan menjadi tolak ukur apakah United benar-benar sudah berubah.
Saat ini United mengoleksi 13 poin dari delapan pertandingan, hanya tertinggal tipis dari Chelsea dan Tottenham. Namun, data xG menunjukkan mereka seharusnya bisa meraih hasil lebih baik jika lebih tajam dalam penyelesaian akhir.
Amorim tahu, kemenangan atas tim besar tidak akan berarti apa-apa tanpa kestabilan performa. Jika United ingin kembali ke jalur juara, mereka harus belajar untuk menang bukan hanya di laga besar, tapi juga di setiap pekan Premier League. Jangan lupa luangkan waktu Anda untuk mengeksplorasi lebih banyak berita tentang olahraga lainnya hanya dengan klik football-stat.com.
